Kamis, 19 September 2013

Teknik Lompat Tali (Skipping)



Lompat Tali ( Skipping)
Permainan lompat tali secara fisik akan menjadikan anak lebih kuat dan tangkas. Belumlagi manfaat emosional, intelektual, dan sosialnya yang akan berkembang dalam diri anaktersebut.Lompat tali atau "main karet" pernah populer di kalangan anak angkatan 70-an hingga80-an.
Permainan lompat tali ini menjadi favorit saat "keluar main" di sekolah dan setelahmandi sore di rumah. Sekarang, "main karet" mulai dilirik kembali antara lain karena adasekolah dasar menugaskan murid-muridnya membuat roncean tali dari karet gelang untukdijadikan sarana bermain dan berolahraga.Cara bermainnya masih tetap sama, bisa dilakukan perorangan ataupun berkelompok.Jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang, batangpohon atau pada apa pun yang memungkinkan, lalu melompatinya.
Permainan secara soliterbisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudianmengayunkannya melewati kepala dan kaki sambil melompatinya.Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Diawali dengangambreng atau hompipah untuk menentukan dua anak yang kalah sebagai pemegang keduaujung tali. Dua anak yang kalah akan memegang ujung tali; satu di bagian kiri, satu anak lagidi bagian kanan untuk meregangkan atau mengayunkan tali.
Lalu anak lainnya akanmelompati tali tersebut. Aturan permainannya simpel; bagi anak yang sedang mendapatgiliran melompat, lalu gagal melompati tali, maka anak tersebut akan berganti dari posisipelompat menjadi pemegang tali. Alat yang dibutuhkan cukup sederhana. Bisa berupa taliyang terbuat dari untaian karet gelang atau tali yang banyak dijual di pasaran yang dikenaldengan tali skipping.Sebenarnya, menurut DR. Anggani Sudono, MA, lompat tali sudah bisa dimainkansemenjak anak usia TK. Jadi sekitar 4-5 tahun karena motorik kasar mereka telah siap.Apalagi bermain lompat tali dapat menutupi keingintahuan mereka akan bagaimana rasanyamelompat.
Tapi umumnya permainan ini memang baru populer di usia sekolah atau sekitarusia 6 tahunan. Entah kenapa. Grafik kegemaran mereka akan lompat tali ini akan menurunseiring bertambahnya usia. "Biasanya anak kelas 5-6 sudah malu untuk main lompat talikarena orang dewasa di sekitarnya sering mencemooh, 'Kok sudah besar masih main lompattali!' Padahal justru dengan semakin sering anak-anak bermain lompat tali mereka akansemakin sigap dan terampil," ujar Anggani.Terlepas dari itu, menurut dosen Universitas Negeri Jakarta ini, jenis permainan lompattali dapat dibagi menjadi dua; lompat tali yang bersifat santai dan yang berbau sport. Lompattali yang santai kebanyakan dimainkan anak perempuan. Sedangkan yang untuk olahraga,seperti skipping umumnya digemari anak laki-laki. Meski demikian, menurut Anggani, segalapermainan lompat tali sebetulnya bisa dimainkan anak laki-laki maupun perempuan tanpamemandang jender.
Satu hal yang disarankan anggota Badan Pengembangan Akademik Perguruan Islam AlIzhar Pondok Labu Jakarta ini, yaitu menyuburkan kembali kegiatan lompat tali terutama disekolah-sekolah. Bukan apa-apa, selain menyenangkan, permainan ini tak banyak memakanwaktu, murah, dan menyehatkan. Jadi cocok untuk mengisi waktu senggang para murid ketimbang mereka main lari-larian tanpa tujuan. Salah satu cara yang diimbau Angganidengan memberi kesempatan anak untuk main lompat tali di waktu istirahat. Atau saat adapertemuan siswa, lakukan perlombaan lompat tali sehingga para murid makin bergairahmemainkannya.Anggani menjabarkan beberapa perkembangan anak yang dapat distimulasi denganpermainan lompat tali ini:
1.     Motorik kasar 
Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Dengan bermainlompat tali motorik kasar akan terstimulasi sehingga secara fisik anak jadi lebih terampil,karena bisa belajar cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memangmemerlukan keterampilan tersendiri. Lama-kelamaan, bila sering dilakukan, anak dapattumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat sertaterlatih. Lompat tali juga dapat membantu mengurangi kejadian obesitas pada anak.
2.     Emosi 
Untuk melakukan suatu lompatan dengan tinggi tertentu dibutuhkan keberanian dari sianak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar; maumelakukan tindakan melompat atau tidak.
3.     Ketelitian dan Akur asi 
Anak juga belajar melihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana ketikatali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tak sampai terjerat tali denganberusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia harusmelompat.
4.     Sosialisasi 
Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berartimemberi kesempatannya untuk bersosialisasi. Ia dapat belajar berempati, bergiliran, menaatiaturan, dan lainnya.
5.     Intelektual 
Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agarlompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan.
Umpamanya, anak harus melakukan tujuh kali lompatan saat tali diayunkan. Bila lebih ataukurang, ia harus menjadi pemegang tali.Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam bermain lompat tali antara lain :
1.     Ruangan
Idealnya lompat tali dilakukan di ruang terbuka. Namun kalau tidak memungkinkan, diruangan tertutup pun bisa. Tentu saja ruangan tersebut harus cukup lega dan lapang sertaaman dari benda-benda yang dapat membahayakan seperti barang pecah belah.
2.     Ukuran tali
Tali yang digunakan harus sesuai ukuran; tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. Jadihendaknya ukuran tali dibuat pas dan tak banyak bersisa sehingga anak akan lebih mudahdan nyaman melompat.
3.     Variasi permainan
Semakin bervariasi permainan lompat tali ini, makin anak mahir dan terampil dalammelakukan gerakan-gerakannya. Arti bervariasi di sini adalah anak tak hanya main tali yangdipegang lurus kedua ujungnya dan kemudian anak melompatinya, bisa juga denganmemutar-mutar tali dan anak melompat bersamaan dengan temannya. Atau anak dapatmeningkatkan keahlian gerakannya dengan melakukan gerakan akrobatik. Misalnya denganmelakukan koprol untuk mencapai tali dengan ketinggian tertentu.
4.     Waktu
Terutama saat di sekolah, waktu permainan lompat tali biasanya sangat terbatas.Lantaran itu, Anggani mengimbau agar dalam setiap permainan masing-masing anakmendapatkan gilirannya, terlebih untuk lompat tali secara perorangan. Pastikan para muridmendapat giliran yang telah disepakati bersama sebelumnya.
Banyak atlet dari berbagai cabang olahraga melakukan lompat tali sebagai bagiandari latihan mereka. Itu karena lompat tali bermanfaat untuk meningkatkan kelincahan kakiserta kemampuan koordinasi antar anggota badan, selain memperkuat sistem kardiovaskulardan stamina. Dengan berlatih lompat tali, Anda juga sekaligus melatih otot betis, paha,abdominal, punggung, dada, dan bahu.Mungkin tak sedikit yang mengira bahwa lompat tali termasuk olahraga high-impact.Padahal Jika dilakukan dengan teknik yang benar, lompat tali termasuk olahraga medium-impact. Untuk melakukan olahraga ini, gunakan sepatu yang mempunyai bantalan kakibagus. Jangan lupa sport bra yang kuat untuk menahan payudara ketika Anda melompat-lompat. Sebelum melakukan lompat tali dengan berbagai variasi gerakan, Anda harusmenguasai dulu dengan benar teknik basic jump.
Ø Cara melakukan:
1.     Sesuaikan skipping rope dengan tinggi badan Anda. Caranya: berdirilah sambil menginjak bagian tengah tali dan tarik ujung-ujungnya di samping badan. Panjang tali sudah pas jikahandle sampai di ketiak Anda.
2.     Pegang erat handle tali, posisi lengan atas rapat dengan tubuh dan siku sejajar pinggang.Berdirilah dengan posisi agak jinjit dan lutut sedikit ditekuk. Usahakan torso dan kepalaAnda tetap tegak namun cukup rileks, pandangan lurus ke depan.
3.     Gerakkan pergelangan tangan Anda untuk memutar tali.
4.     Anda tidak perlu melompat tinggi saat tali menyentuh lantai. Tinggi lompatan maksimal2,5 cm dari lantai, yang penting tali bisa lewat di bawah kedua kaki Anda. Pertahankan posisi agak jinjit saat mendarat, Jangan sampai tumit Anda menyentuh lantai.
5.     Jika lompatan Anda gagal, atau tali terbelit, lakukan jalan di tempat sambil mencoba untuk memulai lagi.

6.     Sebaiknya lakukan latihan ini secara bertahap. Mulailah dengan 30 lompatan tiap set,Melakukan 10 set lompat tali yang dikombinasikan dengan body toning merupakanlatihan efisien yang baik untuk ketahanan kardiovaskular dan kekuatan otot.
Ø Yang harus dihindari
Melompat terlalu tinggi, mendarat dengan tumit menyentuh lantai. Hal itu dapatmenyebabkan cedera pada lutut dan pergelangan kaki Anda. Mendarat degan lutut lurusMelakukan lompat tali pada landasan yang keras seperti aspal atau beton.

4 komentar:

  1. thankssss banget yaaa,dapat membantu ujian saya...

    BalasHapus
  2. thankssss banget yaaa,dapat membantu ujian saya...

    BalasHapus
  3. Wahh makasih untuk cara dan infonya!

    BalasHapus
  4. Apa Artinya Teknik yang digunakan dalam permainan lompat tali?? Msh binggung
    (Yg tau jawabnya)???

    BalasHapus